FENOMENA ALAM

Serangan ulat bulu tidak pandang bulu. Setelah menyerang sejumlah kabupaten di tujuh provinsi, ulat bulu kini mulai merambah ke Jakarta.


Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani, Rabu (13/4), menjelaskan, serangan ulat bulu sudah ditemukan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat dan di Rawa Badak, Jakarta Utara.
Di Tanjung Duren, ulat bulu menyerang 30 pohon cemara. "Secara keseluruhan ada sekitar 1.800 ekor ulat bulu," ujarnya. Sedangkan di Rawa Badak, jumlah ulat bulu itu relatif belum banyak.
Walau sama-sama famili lymantridae dan satu genus, ulat bulu yang menyerang Ibu Kota bukan berasal dari Jawa Timur. Menurut Ipih, selain karena faktor cuaca, serangan ulat bulu di DKI karena burung predator kian langka.
"Dulu ekosistem berimbang antara jumlah pemangsa dan ulat bulu. Sekarang burung pemangsa sudah makin langka," ucapnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian Haryono menerangkan, munculnya serangan ulat bulu adalah akibat gangguan ekosistem. Selain burung, predator lain dari dalam ulat sendiri juga berkurang.
Parasitozoid dari ulat kini sudah tidak mampu memakan telurnya sendiri. Walau begitu, masyarakat tidak panik. Sebab, kata Haryono, ulat-ulat itu tidak menimbulkan gatal-gatal pada kulit.
"Kalau toh ada yang terserang gatal-gatal seperti di Probolinggo, itu mungkin karena alergi atau sugesti, " katanya.
Sejumlah kabupaten di berbagai provinsi sudah lebih dulu mengalami serangan ulat bulu. Di Bali, tujuh kabupaten mengalaminya. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali Made Putra Suryawan menyebutkan, wilayahnya diserang tiga jenis ulat bulu. Tapi, karena belum teridentifikasi, maka masih belum bisa diketahui nama dan spesiesnya.
Menteri Kesehatan dr Endang Rahayu Sedyaningsih, saat melakukan kunjungan kerja ke Surabaya mengemukakan, Kementerian Kesehatan menggratiskan biaya pengobatan bagi masyarakat korban serangan ulat bulu.


Jaminan itu diberlakukan pada seluruh pasien penderita gatal-gatal akibat wabah itu. Penggratisan itu mulai dari perawatan di puskemas hingga ke rumah sakit. Disebutkannya, serangan ulat bulu terhadap kesehatan di berbagai daerah, relatif rendah.
Di Yogyakarta, serangan ulat bulu terjadi di Pasar Tanaman Hias dan Ikan Hias Yogyakarta (PASTHY). Sedikitnya dua pohon perindang yang ada di kompleks pasar itu diserbu. Ulat bulu yang menyerang pohon itu jumlahnya ribuan dan bergerombol. Kepala Unit Pelaksana Tehnis (UPT) PASTHY, Padmana, serangan hama ulat itu sudah terjadi sejak seminggu terakhir.
Tidak hanya di Jawa dan Bali saja, ulat bulu juga sudah merasuk ke Kota Medan. Ribuan ulat bulu memenuhi puluhan pohon dalam tiga hari terakhir ini. Ulat bulu itu bersarang dan berkembang biak di berbagai pohon di tepi jalan, seperti pohon mahoni dan akasia, di sekitar Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro.
Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem menjelaskan, fenomena ulat bulu sedang menggejala di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Medan. Penyebaran ulat bulu bisa disebabkan oleh angin, cuaca, ataupun ketidakseimbangan ekosistem. (sumber SUARA KARYA )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar